09 Februari 2009

Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2

| No comment
Memasuki tahun baru 2009, 4 orang anggota DPR Korea Selatan, dari Persatuan anggota Parlemen Internasional Urusan Anak, Populasi dan Lingkungan Hidup, CPE, berkunjung ke Pangkalan Riset Ilmiah Sejong Korea di Kutub Selatan, untuk menjajaki kemungkingan pembangunan Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2.
Pemerintah Korea Selatan, mulai tahun 2009 akan mengaktifkan kegiatan Korea di Kutub Selatan, termasuk pengoperasian uji coba kapal pemecah es, Araon, dan pencarian kavling untuk membangun Pangkalan Riset Ilmiah Korea 2 di Kutub Selatan, setelah menyelesaikan renovasi gedung Pangkalan Riset Ilmiah Sejong Korea setempat.


Pangkalan Riset Ilmiah Sejong Korea

Pangkalan itu terletak di ujung utara, pulau King George, Semenanjung Kutub Selatan, dengan koordinat garis lintang selatan, 62 derajat 13 menit dan garis bujur barat 58 derajat 47 menit, sebagai salah satu pangkalan riset ilmiah Korea Selatan. Pembangunan pangkalan itu diresmikan pada tanggal 17 Pebruari tahun 1988 di atas tanah seluas 2.357 meter per segi untuk melakukan eksplorasi hasil tambang dan sumber alam di Kutub Selatan. Kegiatan riset induk adalah menyelidiki cadangan sumber mineral termasuk minyak mentah dan udang kecil krill serta mengevaluasi keadaan ekosistem setempat. Setiap tahun, 15 orang tim ahli dari pemerintah, lembaga riset dan perguruan tinggi dikirim untuk melanjutkan kegiatan riset di Kutub Selatan. Selain itu, pemerintah Korea mengirim tim riset sementara ke Kutub Selatan, selama 2 bulan, mulai bulan Januari setiap tahun. Dengan pembangunan Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Sejong, Korea Selatan menjadi negara ke-16 yang mempunyai pangkalan riset ilmiah di Kutub Selatan. Berdasarkan keberhasilan tersebut, Korea Selatan menjadi negara mitra runding untuk Perjanjian Kutub Selatan, ATCP pada tahun 1989. Selama ini, Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Sejong, terus mengumpulkan sejumlah besar data dan informasi tentang sumber alam di Kutub Selatan. Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Sejong telah menyelesaikan renovasi baik fasilitas maupun instalasi pada tahun 2008 lalu, sambil merayakan genap 20 tahun pengoperasianya di Kutub Selatan.


Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2

Ada beberapa segi keterbatasan dari Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Sejong selama ini, termasuk lokasinya relatif rendah, yakni garis lintang selatan, 62 derajat 13 menit, sulit melancarkan kegiatan ilmiah antara lain fenomena aurora, geomagnetik bumi dan ilmu gletser, mendorong pembangunan pangkalan ke-2 di Kutub Selatan. Menurut ketua Institut Urusan Antartika Korea, Lee Hong Geum, 20 negara sedang mengoperasikan pangkalan riset dan ilmiah di Kutub Selatan, termasuk 5 buah milik Rusia, dengan investasi modal secara besar-besaran. Dikatakan, penyebarluasan jangkauan kegiatan riset Korea sampai benua Kutub Selatan akan mendorong pengaktifan kegiatan ilmiah Korea. Dengan kata lain, pendirian pangkalan riset Korea di bagian benua Kutub Selatan akan menjadi titik tolak penting untuk meningkatkan posisi Korea Selatan dalam persaingan internasional untuk memperoleh hak milik dan sumber alam di Kutub Selatan kelak. Sekarang Korea Selatan menyelidiki kondisi terhadap beberapa lokasi cadangan termasuk zona perairan Amundsen, terletak di garis lintang selatan 70 derajat ke atas. Setelah studi kelayakan, penelitian lapangan, dan rapat tanya-jawab, Korea Selatan akan menetapkan lokasi Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2 sampai tahun 2011 mendatang atas pesetujuan ATCP.


Kapal Pemecah Es, Araon

Bersama dengan pembangunan Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2, pembuatan kapal pemecah es, Araon juga sedang menarik perhatian khusus. Departemen Pertanahan, Perhubungan dan Kelautan Korea sedang mengembangkan kapal pemecah es Araon, sejak tahun 2003 dengan biaya pembangunan 104 milyar won untuk mengadakan pengoperasiian uji coba selambat-lambatnya sampai bulan Juni tahun 2009. Kapal pemecah es Araon, panjang 111 meter dan berbobot 6.950 ton, sangat unggul untuk mengontrol dan memecah es serta dilengkapi sekitar 60 macam instalasi canggih yang dapat membantu kegiatan riset ilmiah bertaraf internasional. Araon memiliki alat sensor yang dapat mencari sumber alam di dasar laut dengan sonar, sesuai dengan tofografi dan geologi dasar laut, fasilitas yang dapat menyelidiki arah arus air laut dan gerakan kumpulan ikan laut dengan 3 dimensi. Ditambah lagi, Araon dilengkapi alat indikator keadaan udara, alat pengumpul contoh tanah dan mahluk di Kutub Selatan, instalasi riset terhadap perubahan kadar garam, kapal selam mini “Hae Mi Rae” yang mampu menyelam sampai kedalaman 6.000 meter dan sebuah helikopter. Kanada sedang meminta penggunaan kapal pemecah es Araon, dengan imbalan penyerahan akomodasi pangkalan Kutub Selatan mereka kepada Korea Selatan. Pangkalan Riset Ilmiah Kutub Selatan Korea 2 dan kapal pemecah es Araon Korea, akan meningkatkan taraf kegiatan ilmiah Korea di zona antariksa.
sumber:
http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_science_detail.htm?no=4254&current_page=
Tags :

Tidak ada komentar: