Cara partisipasi KASI pada Proyek GMT adalah membebani biaya pengembangan 10 persen dan menggunakan Teleskop Raksasa Magellan 10 persen dari jumlah waktu pengoperasian observasi GMT sebagai imbalan.
Teleskop Raksasa Magellan, GMT, dengan diameter 25 meter, satu-satunya teleskop optik terbesar internasional akan dibangun pada tahun 2019 di Chile, salah satu tempat observasi astronomi yang paling layak di dunia. Observatorium Astronomi Carnegie Amerika Serikat yang pernah mengembangkan teleskop dengan diameter 5 meter untuk pertama kali di dunia, sedang menggarap rencana proyek itu. Mereka kini mengoperasikan 2 buah teleskop Magellan dengan diameter 6,5 meter di Chile. Teleskop Raksasa Magellan, GMT terdiri dari 7 buah kaca refleksi dengan ukuran masing-masing 8,4 meter, disusun dalam bentuk lingkaran, sehingga membentuk kaca refleksi raksasa dengan diameter 25 meter. Ukuran itu merupakan 2 kali lipat lebih besar dari pada teleskop KECK di Hawaii yang paling besar di dunia saat ini, dengan diameter 10,5 meter atau 10 kali lipat lebih besar dari pada teleskop Observatorium Astronomi Gunung Bohyon Korea Selatan. Tingkat imaji visual definisi GMT cukup tinggi. Tingkat imaji visual definisi GMT, 10 kali lipat lebih tinggi dari pada teleskop ruang angkasa Hubble dengan diameter 2,4 meter. Pengguna GMT dapat melihat sosok ruang angkasa sejauh 13 milyar tahun cahaya sehingga dapat membantu kegiatan riset untuk menyelidiki sejarah lahirnya ruang angkasa.
Proyek raksasa tersebut dilaksanakan atas hubungan kerjasama internasional. Jumlah biaya pengembangan GMT tercatat 740 juta dolar Amerika Serikat. Dari Amerika Serikat beberapa perguruan tinggi, termasuk Universitas Harvard, Universitas Arizona, Universitas Austin, Texas, Universitas A&M Texas dan Observatorium Nasional Smithsonian ikut serta pada Proyek GMT. Sementara itu, ada 13 universitas Australia dan AAL, Persatuan Astronomi Australia mengambil bagian dalam proyek itu. Korea Selatan di bawah kepemimpinan Institut Astronomi dan Ilmu Ruang Angkasa Korea, KASI, beserta kalangan industri, perguruan tinggi maupun institut riset giat berpartisipasi pada Proyek Pengembangan Teleskop Raksasa Magellan, dengan pembiayaan 90 milyar 900 juta won, 10 persen dari jumlah biaya pengembangan GMT, selama 10 tahun mendatang.
Asal-usul Institut Astronomi dan Ilmu Ruang Angkasa Korea, KASI, salah satu badan riset astronomi Korea dimulai dari Observatorium Astronomi Nasional Korea yang didirikan pada tahun 1974. Tugas utama KASI adalah kegiatan riset ilmiah astronomi dan pengembangan teknologi ruang angkasa secara terpadu, antara lain riset ilmu astronomi, ruang angkasa, pengoperasian observatorium, pengembangan fasilitas riset observasi, pengontrolan waktu standar dan kalender. Struktur KASI terdiri dari 4 bagian, yakni Bagian Riset Astronomi Sinar Merah Infra Optik, Bagian Riset Astronomi Gelombang Elektronik, Bagian Riset Astronomi Ruang Angkasa dan Bagian Riset Pengukuran Ruang Angkasa serta Pusat Astrofisika Internasional. Dengan kata lain, tugas utama KASI, dibaga dua, yakni pengembangan ilmu astronomi dan pengembangan ruang angkasa.
Partisipasi KASI pada GMT mengandung 2 arti, masing-masing dapat mendorong pengembangan ilmu astronomi dan pengembangan teknologi terkait di Korea Selatan. Manfaat yang diperoleh dengan berpartisipasi adalah penggunaan Teleskop Raksasa Magellan, 10 persen dari jumlah waktu pengoperasian, secara eksklusif, seperti halnya miliki sebuah teleskop terbesar di dunia. Dengan kesimpulan, hal tersebut akan membawakan kesempatan baik bagi Korea Selatan untuk meningkatkan taraf ilmu astronomi Korea setaraf internasional. Ditambah lagi, partisipasi Korea Selatan pada Proyek GMT akan menjadi titik tolak penting untuk mengembangkan teknologi manufaktur mutahir.
sumber:
http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_science_detail.htm?no=4483¤t_page=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar