Suatu tim riset Korea Selatan baru-baru ini berhasil menyusun data base genom virus influensa setelah mengadakan kegiatan penelitian selama 10 tahun belakangan ini. Keberhasilan itu akan menjadi landasan kokoh untuk meramalkan akan terjangkitnya wabah influensa termasuk pengambilan tindakan berikutnya secara sistematis. Hasil riset tersebut telah dimuat dalam majalah ilmiah internasional ‘Nucleic Acids Research'.
Virus influensa adalah penyebab utama bagi wabah penyakit itu. Pada umumnya, orang menyebut wabah penyakit itu sebagai influensa. Gejala penyakit itu ditandai antara lain demam, sakit kepala, kedinginan, merasa lemah, batuk, dan rasa sakit pada otot. Masa inkubasi virus influenza, pada umumnya 1 sampai 4 hari dan tetap menimbulkan demam kurang-lebih 3 sampai 5 hari. Virus influensa digolongkan ke dalam virus RNA, dengan 3 jenis, yakni A, B, C. Sementara itu, jenis virus influensa yang hampir terjangkit setiap tahun, tidak dapat dipastikan dan sulit untuk diramalkan sebelumnya. Influensa dengan mudah menjadi wabah penyakit yang dahsyat akibat adanya infeksi tahap ke-dua dan komplikasi negatif. Influensa mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno, tapi sejak saat itu hingga sekarang belum ditemukan cacatan sejarah terkait, sehingga sulit menyusun sejarah wabah penyakit itu. Sejak abad ke-18, kita baru dapat menemukan cacatan sejarah influensa yang terjangkit secara besar-besaran dan rutin setiap kurun waktu 10 tahun. Pada tahun 1847, influensa di London, Inggris menewaskan sekitar 250 ribu orang. Pada tahun 1918, wabah penyakit itu yang dinamakan ‘Influensa Spanyol’ terjangkit di manca negara, mengakibatkan tewasnya sekitar 25 juta orang, termasuk 400 ribu orang Amerika Serikat, 200 ribu orang Inggris dan 5 juta orang India.
Pengobatan dan Vaksinasi Influensa |
Hingga sekarang, obat mujarab untuk menyembuhkan influensa belum berhasil dikembangkan. Dengan kata lain, daya tahan tubuh manusia sendiri merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan influensa secara mandiri dan alamiah, sambil beristirahat, minum obat batuk dan obat demam, untuk mencegah komplikasi lainnya. Karena komplikasi influensa menjadi penyebab kematian pasien influensa secara massal. Dewasa ini, obat anti biotik dapat memainkan peranan penting untuk mengurangi komplikasi influensa, dan mendorong penurunan jumlah kematian pasien influensa secara besar-besaran. Sementara itu, vaksinasi dapat menangkal agar tidak terkena wabah influensa. Vaksinasi dapat memberikan daya tahan tubuh selama beberapa bulan atau sampai beberapa tahun, tapi perbedaan jenis virus influensa dengan jenis virus vaksin, mengurangi pengaruh vaksinasi. Oleh karena itu, dalam proses produksi vaksin influensa, pembuat menggunakan kombinasi 2 atau 3 jenis virus influensa, yang mewabah baru-baru ini.
Data Base Genom Virus Influensa |
Tim Informasi Struktur Biologi, Universitas Koryo Korea dan Tim Influensa, Institut Pengkajian Kesehatan Nasional Korea baru-baru ini mengumumkan data base genom virus influensa lewat website. (alamat website : http://influenza.korea.ac.kr, http://influenza.cdc.go.kr) dengan judul DB (ISED) atau ‘Data Base Genom Influensa dan Posisi Penentuan Antigen’ Dalam data base itu, tim riset menyusun informasi genom influensa sebanyak 16 ribu contoh dari 20 negara, termasuk 9 negara Asia, khususnya Korea Selatan. Sasaran utama pengumpulan informasi tersebut adalah virus influensa yang menjangkit sejak tahun 1997. Di antara 3 jenis virus influensa, jenis A dan tipe B, merupakan virus yang amat berbahaya, mudah menimbulkan infeksi yang serius. Oleh karena itu, dalam data base tersebut tercantum genom 13.020 contoh virus influensa jenis A dan 2.984 contoh jenis B. Data base genom virus influensa itu dapat dimanfaatkan untuk meramalkan tipe virus influensa di kemudian hari termasuk produksi vaksin yang mujarab dan mengembangkan kegiatan riset untuk menyelidiki kemungkinan infeksi virus penyakit flu burung, H5N1 pada tubuh manusia. Rencana produksi vaksin influensa ditetapkan berlandaskan ramalan jenis influensa setiap tahun yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Oleh karena itu, hasil riset tim Korea tersebut akan dapat mendukung dan membantu kegiatan pencegahan influensa sedunia, secara sistematis dan efisien, melalui penyerahan informasi influensa sesuai dengan musim, wilayah dan jenis virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar